PEMBELAJARAN KIMIA KELAS XII
Link Download Materi Kimia
👉 Reaksi Redoks
👉 Penyetaraan Reaksi Redoks
👉 Materi Sel Volta
👉 Korosi
Salam Kebangsaan .. Salam NKRI !!!
Coba kalian perhatikan ilustrasi
berikut! gambar pertama mengilustrasikan sebagian anjungan lepas pantai dan
gambar kedua adalah gambar knalpot motor yang berkarat. Lihatlah bahwa
kerusakan besi pada anjungan berkarat dimulai dari besi bagian bawah atau
kontak dengan air. Sedangkan pada motor bagian knalpot akan mengalami
perkaratan terlebih dahulu dibanding
bagian lainnya.
Dari beberapa kasus di
atas, bagaimana kalian menjelaskan proses perkaratan tersebut bisa terjadi? Dan
faktor apa saja yang mempengaruhi perkaratan? Dari fakta tersebut apakah faktor
air dan panas dan larutan elektrolit asam dapat mempengaruhi proses perkaratan
pada besi? Jawabnya tentu iya kan?
1. Mekanisme proses reaksi perkaratan besi
Agar kalian lebih memahami proses perkaratan kita akan
memperhatikan gambar dan penjelasan berikut:
Gambar 1.3 Proses reaksi perkaratan besi
Pada gambar diilustrasikan ada tetesan air yang
menempel pada sepotong besi. Dari peristiwa tersebut akhirnya terbentuk suatu
sel galvani alami. Dimana besi akan menjadi anode dan mengalami oksidasi
menjadi Fe2+ menurut reaksi:
Fe(s) → Fe2+
(aq) + 2e E0 = +0,44 V
O2(g) + 4H+(l) + 4e → 2H2O(aq) E0 = +0,40 V
Secara redoks maka keseluruhan reaksi diberikan
sebagai berikut:
Anode :
Fe(s) →
Fe2+ (aq) + 2e E0 = +0,44 V
Katode : O2(g) + 4H+(aq) +
4e → 2H2O(l) E0 = +0,40 V +
Reaksi sel : 2Fe(s) + ½O2(g) + 4H+(aq) → 2Fe2+
(aq) + 2H2O(l) E0sel = +0,84 V
Lihat pula bahwa potensial sel bernilai positif yaitu
+0,84 V. Ini menjelaskan bahwa perkaratan besi terjadi secara spontan. Kemudian
Fe2+ akan mengalami oksidasi lebih lanjut sedemikian rupa sehingga
menjadi karat besi 2Fe2O3.nH2O. Menurut
reaksi:
Fe2+(aq) +
½ O2(g) + (2+n)H2O(l) → Fe2O3.nH2O
(s) + 4H+ (aq)
Ion H+ dalam reaksi tersebut terbentuk
kembali dalam hasil akhir reaksi menunjukkan bahwa ion tersebut merupakan
katalis dalam proses perkaratan.
Untuk lebih jelasnya perhatikan reaksi berikut:
2Fe(s) + ½ O2(g) + 4H+(aq) → 2Fe2+ (aq) + 2H2O(l)
2Fe2+(aq) +
O2(g) + (n+2)H2O(l) → Fe2O3.nH2O
(s) + 4H+ (aq) +
2Fe(s) + 3/2 O2(g) + nH2O(l) +
4H+(aq) → Fe2O3.nH2O
(s) + 4H+ (aq)
atau
2Fe(s) + 3/2 O2(g) + nH2O(l)
→ Fe2O3.nH2O
(s)
Fe2O3.nH2O merupakan
senyawa oksida besi yang berwarna coklat kemerahan dan bersifat rapuh.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses perkaratan
besi
Jika kalian mencermati beberapa kasus perkaratan besi
dan reaksi-reaksi pada proses perkaratan besi, maka faktor-faktor yang
mempengaruhi proses perkaratan dapat dibagi 2 yaitu faktor utama dan faktor
pendukung. Faktor utama adalah faktor yang terlibat langsung pada reaksi dan
sebagai penentu utama berlangsungnya reaksi tersebut. Faktor utama meliputi gas
oksigen dan air. Sedangkan faktor pendukung adalah zat-zat lain atau kondisi
lain yang secara langsung mempengarui proses perkaratan, faktor ini meliputi
keterlibatan zat elektrolit (asam, basa, garam), permukaan besi yang tidak
merata, serta pemanasan.
Dalam kegiatan belajar sebelumnya sudah dipelajari bahwa
proses perkaratan pada besi merupakan proses yang spontan. Jika kalian sebagai
perancang konstruksi bangunan apa kalian akan membiarkan kejadian ini
berlangsung? Tentu tidak?
Kalian pasti akan mengutamakan faktor keselamatan pengguna
serta faktor ekonomi untuk penghematan dana regenerasi alat atau rekosntruksi
bangunan.
Kalau kalian lihat dari faktor-faktor yang mempengaruhi proses
perkaratan besi Langkah apa yang akan kalian lakukan untuk proses pencegahan
perkaratan pada besi. Tentunya secara umum adalah langkah-langkah untuk
menghindari kontak besi dengan faktor-faktor pemicu terjadinya reaksi
perkaratan yang meliputi gas oksigen, air,
elektrolit serta mengupayakan
permukaan besi lebih rata. Cara-cara umum yang digunakan untuk pencegahan
perkaratan besi meliputi 2 cara yaitu teknik pelapisan logam dan teknik
perlindungan katoda.
1. Teknik pelapisan logam.
Cara yang dapat dilakukan antara lain adalah:
a. Pengecatan.
Terdapat 2 bahan cat besi yaitu bahan dasar minyak dan bahan
dasar lateks.
Bahan ini cukup memberikan perlindungan terhadap logam besi
dan memberi tambah nilai estetikanya.
b. Pelapisan dengan plastik.
Plastik merupakan bahan polimer dari hidrokarbon. Cara ini ini
juga efektif untuk melapisi beberapa alat rumah tangga dan memberi nilai
estetika.
c. Pelapisan dengan minyak atau oli
Cara mencegah korosi selanjutnya yaitu dengan pelumuran oli
atau gemuk.
Pelapisan besi baja dengan menggunakan oli atau gemuk ini bisa
dilakukan untuk bahan-bahan yang tidak berhubungan dengan estetika karena akan
merusak pemandangan.
d. Tin plating (pelapisan dengan
timah)
Timah (Sn) ini termasuk logam tahan karat. Kaleng dari kemasan
dari besi umumnya yang dilapisi dengan timah. Proses pelapisan dapat dilakukan
secara elektrolisis. Lapisan pada timah akan melindungi besi selama lapisan itu
masih utuh. Apabila terdapat goresan, maka timah ini justru mempercepat suatu
proses korosi karena potensial elektrode timah lebih positif dari besi.
e. Chrome plating (pelapisan dengan
krom)
Krom (Cr) memberi lapisan pelindung, sehingga besi yang sudah
diberi lapisan krom akan mengkilap. Pelapisan dengan krom ini dilakukan dengan
proses elektrolisis. Krom juga dapat memberikan perlindungan meskipun pada
suatu lapisan krom tersebut ada yang rusak. Cara ini umumnya dapat dilakukan
pada kendaraan bermotor, misalnya saja bumper mobil.
f. Pelapisan dengan Seng (Galvanisasi)
Seng (Zn) juga dapat melindungi besi meskipun lapisannya ada
yang rusak. Hal ini karena potensial pada elektrode besi lebih negatif daripada
seng, maka pada besi yang terkontak dengan seng akan membentuk sel elektrokimia
dengan suatu besi sebagai katode dan seng yang akan mengalami oksidasi sehingga
besi akan lebih awet.